'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
K.H. Ahmad Dahlan Sangat Memperhatikan Masa Depan Perempuan
19 Maret 2023 09:31 WIB | dibaca 62

Yogyakarata-Pada hari Jumat, 17 Maret 2023, Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah menyelenggarakan sarasehan tentang jiwa, hidup, dan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan. Hadir sebagai nara sumber dalam sarasehan tersebut adalah Dr. Mutiah Amini (LPPA PPA – Dept. Sejarah UGM), Prof. Dr. A. Najib Burhani (BRIN), Waskita R. Jati, M.PS. (adv) (Peneliti BRIN), dan Widyastuti, M.Hum. (MPI PP Muhammadiyah).

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Mutiah Amini melihat jiwa, hidup, dan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan melalui kaca mata sejarah. Jika membaca jejak-jejak historis yang ditinggalkan oleh K.H. Ahmad Dahlan, penting dicatat bahwa K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang pemimpin yang memiliki jiwa femininitas yang kuat. Hal itu tampak, misalnya, sejak awal K.H. Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pendidikan untuk perempuan. Pemikiran tentang pentingnya pendidikan perempuan tidak hanya ditunjukkan oleh K.H. Ahmad Dahlan melalui rintisan pendidikan bagi murid-muridnya yang kesemuanya adalah para perempuan, tetapi juga dari kesinambungan cita-cita untuk membangun fondasi pendidikan bagi perempuan.

Lebih lanjut Dr. Mutiah Amini mengatakan bahwa bukti-bukti tertulis tentang jiwa femininitas K.H. Ahmad Dahlan dapat dilacak dari berbagai memoir para tokoh perempuan. Salah satunya adalah dari memoir Ny. Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito, yang selama ini lebih dikenal sebagai tokoh Taman Siswa dan JIBDA (Jong Islamieten Bond) serta tokoh penting dalam Konggres Perempuan Pertama. Dalam memoarnya, Ny. Soenarjo Mangoenpoespito mengatakan bahwa pada saat bersekolah di Taman Siswa, beliau juga mengikuti pelajaran sore hari di rumah K.H. Ahmad Dahlan di Kauman untuk mendapatkan bekal pelajaran agama. Hal ini membuktikan bahwa K.H. Ahmad Dahlan juga turut membangun keterbukaan pemikiran perempuan yang nantinya tumbuh sebagai tokoh-tokoh penting dalam perjalanan bangsa.

Di kemudian hari sistem pendidikan yang dirintis di rumah K.H. Ahmad Dahlan di Kauman ini berkembang menjadi sekolah guru untuk para perempuan berkemajuan, yaitu Madrasah Mualimaat Muhammadiyah. Perintisan sekolah guru perempuan ini tidak dapat dilepaskan dari tingginya kebutuhan guru pada awal abad ke-20, khususnya sejak pemerintah kolonial mengeluarkan peraturan pada April 1898 tentang regulasi tenaga guru, di mana seluruh guru yang akan bertugas mengajar di sekolah-sekolah rendah di seluruh Hindia Belanda wajib untuk mengantongi sertivikat guru sebelum mengajar. Padahal di Indonesia baru ada 5 sekolah yang menyelenggarakan pendidikan guru. Kelimanya diselenggarakan oleh pemerintah dan belum ada satu pun pendidikan guru yang diselenggarakan oleh sekolah Islam. Kedua hal inilah yang menjadi penting untuk dicatat dalam konteks jiwa, hidup, dan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan. Sebuah cita-cita masa depan yang sangat memperhatikan kemajuan bagi perempuan. (Admin)

Shared Post:
Berita Terbaru
Berita Terkomentari